Padang,
Khazanah – Peletakan batu pertama pembangunan jalan layang (fly over) Sitinjau Lauik yang
direncanakan pada 19 Desember 2023, batal dilaksanakan. Meski demikian progres
pembangunannya tersebut tetap berlanjut.
Proposal
Feasibility Study (FS) jalan layang Sitinjau Lauik sudah disusun oleh PT.
Hutama Karya. Saat ini prosesnya sedang memasuki tahapan tender. Namun proses
lelangnya dengan system beauty contest
yaitu proses pemilihan penyedia jasa dengan cara mengundang beberapa penyedia
jasa untuk melakukan penawaran.
Menurut
Gubernur Sumbar Mahyeldi, sesuai rekomendasi Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT), jalan layang Sintinjau Lauik ini mendesak untuk segera
dibangun, karena ruas jalan tersebut termasuk yang paling berbahaya di
Indonesia.
“Jika
tidak ada jalan alternatif maka sebaiknya jalur Sitinjau Lauik itu ditutup saja,
kata KNKT. Jadi, pembangunannya harus disegerakan,” terang Mahyeldi didampingi
Kepala Bappeda Medi Iswandi, Kepala Dinas Kominfotik Siti Aisyah dan Kepala
Biro Adpim Mursalim dalam kegiatan ekspos capaian Sumbar selama 2023 dan outlook APBD Sumbar 2024, Selasa
(02/01/2024) di Istana Gubernur Sumbar.
Oleh
karena Sitinjau Lauik merupakan jalan nasional maka persiapan pembangunannya berlangsung
di Bappenas. Menteri PU sudah setuju untuk segera dibangun dengan alokasi anggaran
mencapai Rp 2,4 triliun.
Sementara
terkait progress pembangunan jalan tol, Pemprov Sumbar menargetkan pembangunan tol
Padang - Sicincin dapat diselesaikan jelang Lebaran 2024 sehingga dapat segera
digunakan.
Pertemuan
dengan Menteri ATR/BPN beberapa waktu lalu, ditargetkan jelang Lebaran 2024
harus sudah selesai. Pembebasan tanah secara administrasi sebenarnya sudah
tuntas di Pemprov, tinggal menunggu proses pembayaran saja.
"Saat
ini proses pembangunan jalan tol sedang dikebut. Kami terus mempercepat pembebasan
tanah yang belum terselesaikan," tutupnya. (devi)