×

Iklan


Monsieur Montesquieu, I'm Sorry

26 Oktober 2023 | 10:13:36 WIB Last Updated 2023-10-26T10:13:36+00:00
    Share
iklan
Monsieur Montesquieu, I\

Oleh: Eko Yanche Edrie

Andai, ini andai ya…. Saya ketum parpol karena saya memenej dg baik maka partai saya dapat kursi banyak di parlemen. Sebenarnya itu sudah selesai tugas saya utk menggerakkan legislatif.

Dengan perolehan kursi yang banyak di parlemen, banyak undang-undang yang bisa kami buat. Itu sudah sebuah kemewahan politik.

    Tapi kata pembantu saya, “pak ketum, karena partai kita mayoritas, kan boleh kita nyalonin presiden”.

    Yah, akhirnya saya setuju, nyalonin diri sendiri atau kader kami dan …. Menang.

    Maka atas nama partai saya nunjuk beberapa kader untuk disorong jadi menteri. Boleh kan? Apalagi berlindung di balik hak prerogatif presiden. Walhasil, kini saya punya dua kekuatan pengukuh pilar kenegaraan, setumpuk kader bersama presiden di istana dan setumpuk kader di legislatif.

    Sambil menjalankan kuasa, pembantu saya mbisikin : “pak, nanti akan ada seleksi ketua MA, ketua MK, hakim agung, KPK, kita berperan ngirim orang ya”

    “Eh kan syaratnya gak boleh terlibat partai politik?” bantah saya.

    “Yang penting bapak setuju”

    Maka entah bagaimana caranya akhirnya ada juga ‘kawan’ yg duduk di yudikatif.

    Sekarang Montesquieu, John Locke di alam kubur mencak mencak, karena trias politica yang mereka agungkan, saya cuekin. Ketiga pilar kekuasaan versi John Lock dan Montesquieu menumpuk di tangan kami sebagai ketua partai.

    Lalu saya ingat dengan politisi Inggris Edmund Burke yang ‘menambahkan’ satu pilar lahi dalam bernegara yg ia sebut the Fourth Estate. Pilar keempat menurut Burke adalah pilar yang bebas yakni Pers.

    Okelah Burke mengamandir Trias Politica dengan menambahkan pers sebagai pilar keempat. Bahkan didukung juga kemudian oleh Bill Kovach dan Rosenstiel yang mengembangkan Sembilan Elemen Jurnalisme itu.

    Maka, agar trias politica saya genggam sekaligus bersama Fourth Estate, saya harus punya media. Sulitkah? Itu hanya soal ‘geleng dan angguk’ saja.

    Maka hari hari berikutnya saya pun menerima cercaan sepanjang waktu dari para aktivis. Mereka menuding saya menumpuk kekuasaan dalam satu belanga. Mereka mencap saya telah menjalankan prinsip totaliter. Dari kuburannya Lord Acton menyindir saya: “Power tends to corrupt. Absolute power corrupts absolutely, anda kemaruk”

    Saya tidak tahu caranya bagaimana mengembalikan semua itu ke tempatnya semula.

    Sory Mr John Locke, maaf Monsieur Montesqieu, jangan tersinggung Sir Edmund Burke, saya memang keterlauan. Maksud saya keterlaluan bermimpi. Bermimpi pun harus ada batasnya.

    Padang , 25/10/2023