Jakarta, Khazanah – Dalam beberapa
waktu terakhir, sejumlah pejabat komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
mengundurkan diri usai memutuskan untuk mengikuti kegiatan kampanye, di musim
Pemilu 2024.
Terbaru, pengunduran diri itu
dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dari jabatan
Komisaris utama PT Pertamina (Persero), dan Abdi Negara Nurdin alias Abdee
Slank yang mengudurkan diri dari jabatan Komisaris Independen PT Telkom
Indonesia (Persero) Tbk setelah memutuskan untuk mendukung paslon nomor urut 3,
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Ekonom senior di Institute for
Development of Economic and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad melihat bahwa
pengunduran diri komisaris tidak akan mempengaruhi kinerja BUMN.
”Menurut saya pengaruhnya tidak
signifikan ke kinerja BUMN, karena pengunduran itu hanya di tingkat komisaris,
ada yang sifatnya kolektif sehingga bila hanya satu atau dua orang yang mundur
tidak akan mempengaruhi pengambilan keputusan,” ungkap Tauhid, Senin
(5/2/2024).
Tauhid mencontoh, bila satu perusahaan
BUMN ada 5 pejabat yang mundur, maka dari situ dapat muncul kekhawatiran
kinerja terpengaruh, karena berpotensi menghambat proses pengambilan keputusan.
Terkait dengan masa transisi di tahun
2024, Tauhid menyarankan, penting untuk BUMN memperhatikan perubahan arah
kebijakan yang baru karena model bisnis berubah, sekaligus tantangan juga
berubah, dan ditambah pergantian kepemimpinan menteri (BUMN) dan direksi di
pemerintahan selanjutnya.
“Kedua, (perlu juga memperhatikan)
perubahan design tata kelola di tengah tren digitalisasi, di tengah situasi
peningkatan transisi energi,” jelasnya.
“Apalagi BUMN sekarang dituntut bukan
hanya menaikkan laju dividen, tapi juga ikut berperan dalam pertumbuhan
ekonomi. Termasuk bagaimana mengaplikasikan core business,” lanjut Tauhid.
Ketiga, di kelembagaan juga sudah
ada grouping, merging,
dan lain sebagainya. Jadi harus terus dilanjutkan agar mewujudkan BUMN yang
lebih efisien, tambah dia.
Namun Tauhid memperkirakan, akan
terjadi penurunan dividen BUMN di 2024
“Dividennya kan 80 triliun tahun
kemarin, tapi tahun ini saya kira relatif menurun, akan kembali ke kisaran
naturalnya sekitar Rp 40 triliun,” sebutnya.
Sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama
alias Ahok telah resmi menyampaikan surat pengunduran dirinya sebagai Komisaris
Utama PT Pertamina (Persero). Ahok mundur setelah menyatakan
mendukung pasangan Ganjar-Mahfud di Pemilu 2024.
Sikap ini terinformasikan langsung
lewat unggahannya di akun resmi Instagram @basukibtp, Jumat (2/2/2024). Ahok
juga melampirkan postingan foto surat pengunduran dirinya kepada Menteri BUMN,
Erick Thohir.
"Unggahan ini merupakan bukti
tanda terima Surat Pengunduran Diri saya sebagai Komisaris Utama
PT Pertamina (Persero) yang saya serahkan hari ini, 2 Februari
2024," tulis Ahok.
Mundurnya eks Gubernur DKI Jakarta
tersebut dari kursi Komisaris Utama Pertamina lantaran dirinya memilih untuk
mendukung pasangan calon (Paslon) 03, Ganjar-Mahfud.
"Dengan ini, saya menyatakan
mendukung serta akan ikut mengkampanyekan pasangan calon presiden Ganjar
Pranowo dan Mahfud MD. Hal ini agar tidak ada lagi kebingungan terkait arah
politik saya," tegas Ahok.
Adapun dalam postingan surat yang
disampaikan ke Erick Thohir, diketahui bahwa Ahok telah menyampaikan niatnya
mundur dari posisi Komisaris Utama Pertamina sejak 1 Februari 2024.